Sabtu, 08 Maret 2014

CerPen : Love Different Religion ( Haruskah yang mencintaimu juga yang menyakitimu? )

Haruskah yang mecintaimu juga yang menyakitimu ?

          Tepat 10 bulan kita menjalin kasih. Tepat 10 bulan aku dan kamu menjadi kita. Namun hari itu cintaku bagikan bunga yang tak pernah dirawat, layu dan mati. Hari itu cintaku bagikan kaca yang bening namun retak dan hancur. Hari itu hanya dengan satu kata dan 5 huruf, kau menghancurkan seluruh kisah kita. Membuat langit yang tadinya cerah menjadi gelap dan kelam. Membuat ribuan bulir hujan air mata turun. Membuat pelangi yang tadinya muncul namun sekarang hilang seketika. Membuat seluruh impian kini hanya tinggal kenangan yang tertiup angin.
          Rasanya ? Kau mau tahu bagaimana perasaan ku ? Bagaimana aku setelah kau ucapkan kalimat itu ? Tak tahukah kau - aku berjuang untuk melupakanmu ? Tak tahukah kau aku berjuang untuk tak mengarapkanmu kembali ? Tak taukah kau aku berjuang mengukir  senyuman walau hatiku menangis ? Tak taukah kau aku berjuang untuk hidup tanpamu disisiku ? Ternyata cinta yang kita pertahankan dengan perbedaan itu telah runtuh. Cinta yang terpisah jarak dan waktu bahkan terbentengi oleh agama kini telah hancur. Mungkinkah Tuhan sedang menguji kita ? Ataukah Tuhan memang ingin memisahkan kita ? Ataukah Tuhan tak merestui hubungan berbeda agama ini ?

     Tuhan memang Satu
     Kita yang tak sama
     Haruskah aku lantas pergi meski cinta tak bisa pergi

“Saat aku benar benar memaafkan hatiku yang telah kau buat kecewa; mimpi,harapan,janji,dan kehidupan yang kita rencanakan sudah berlalu sebagai abu. Sudah terbakar, sudah menjadi abu dan sudah hilang tertiup angin. - @longdistance_R”

………
         
          Tak bisa ku mengerti jalan cinta ini. 5 bulan lamanya aku berjuang menghapusmu dari memori otakku. Kini kau kembali membawa secuil cinta lama. Mengharapkanku kembali padamu, kembali di sampingmu, kembali menjadi kekasihmu. Dan entah kenapa cinta yang sudah kubuang dan ku hapus kini kembali muncul. Iya, ternyata aku juga masih mengharapkanmu. Mengharapkan aku dan kamu menjadi kita lagi seperti dulu. Lagi – lagi cinta yang menyatukan kita, menyatukan perbedaan kita. Aku kembali dengan senyumku yang dulu saat bersamamu. Aku menemukan kembali kebahagiaanku saat aku bersamamu. Meskipun cinta kita tetap terpisah oleh jarak.
         Hingga hubungan ini kembali berakhir. Tak pernah menyangka ternyata cinta benar – benar tak memihak kita untuk kedua kalinya. Aku kembali menjadi aku tanpa kamu yang menjadi pelengkapnya. Aku kembali lagi menjadi aku yang berjuang lagi dan lagi untuk membiarkan cinta ini pergi. Membiarkan cinta yang dilandasi perbedaan itu runtuh untuk kedua kalinya. Tuhan, memang menguji cinta ini.

        Kau tak tau betapa rapuhnya aku
        Masih terasa luka di masa lalu
        Ku pernah mencintai sepenuh hati
        Namun cinta diingkari

……

        Sesaat dia datang pesona bagai pangeran
        Dan beri kau harapan bualan cinta dimasa depan
        Dan kau lupakan aku semua usaha ku semua pagi kita semua malam kita

        Dan sekali lagi cinta cinta cinta dan cinta yang mempersatukan kami untuk ketiga kalinya. Kadang aku ingin tertawa melihat hubungan aneh dan rumit ini. Sampai akhirnya kau mengakhiri hubungan ini lagi. Karena kau yang memulai dan kau yang mengakhiri.
       “Fah, aku mau cerita sedikit.” Pesan mu muncul dilayar handphone ku.
Ada sedikit rasa bingung ketika kau memanggilku dengan nama bukan seperti biasanya.
       “Cerita apa sayang ?” balas ku.
       “Barusan aku ada ibadah natal, dan di khotbah tadi aku dapat sesuatu yang lumayan nyentuh aku. Dan mungkin harus aku putuskan buat hidup aku.” Jawabmu.
       “Perasaanku gak enak.   Kamu mau putuskan ?” tanyaku.
       “Bahwa kita harusnya gak jadi satu. Aku mohon maaf kali ini. Ini udah keputusan bulat aku. Maaf, ya, kita harus putus.” jawabmu.
      “Maaf kalau buat kamu nangis lagi saat ini atau mungkin kamu gak nangis. Aku minta maaf sekali lagi.” jawabmu lagi.
     “Ini kata – kata sayang aku terakhir buat kita jadi pasangan. Aku sayang kamu dan aku ngelakuin ini karna aku sayang kamu. I love you :* #ciumkeningkamu” jawabmu.
       Aku hanya terdiam dan terus membaca berulang kali setiap pesan masukmu. Entah aku harus apa aku bingung. Apakah aku harus menangis atau apa ? Aku tetap terdiam. Dan tak membalas pesanmu. Bahkan hanya beberapa tetes air mata yang turun lalu aku berusaha untuk tak menangis. Karna aku sadar sejak awal bahwa akhirnya akan seperti ini.

               Selalu ku pikir bahwa aku tegar
               Aku tak pernah menyangka kan begini
               Dan saat kau tak ada disisiku lagi
               Baru ku rasakan arti kehilangan..

………

“Mengapa banyak agama didunia ini jika Tuhan saja hanya satu?”
“Apakah yang dipersatukan oleh cinta harus dipisahkan oleh agama?”
“Tuhan kami satu, kami hanya berbeda perantara. Haruskah kami dipisahkan hanya karena agama?”
“Bukankah Tuhan penuh cinta dan kasih sayang?”
“Bukankah rasa cinta ini di antara kami atas kehendak-Mu ?”
“Siapa yang salah, Tuhan?”
“Tuhan,mereka bilang ini kehendakmu. Aku tak yakin jika Kau mempertemukan kami hanya untuk sebuah penderitaan. Aku percaya kepada Mu.”
“Tiap air mata yang turun dari pelupuk mata bukanlah kesedihan karna aku dan dia tak bisa bersama, melainkan mereka membedakan-Mu atas nama agama.”
“Aku tahu, tak ada solusi lain selain berpisah,bersabar atau menjual agama kami? Tidak! Biarkan kami saling mencintai dengan cara kami sendiri.”
“Aku menyayangi Tuhanku begitu juga dia dan kami saling mencintai. Biarlah kisah cinta klasik nan sederhana ini menjadi dongeng duka.”
“Dan apakah cinta berpihak kepadaku lagi dan  mempersatukan kami untuk kesekian kalinya?”
“Entah!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar