Haruskah yang
mecintaimu juga yang menyakitimu ?
Tepat 10 bulan kita menjalin kasih.
Tepat 10 bulan aku dan kamu menjadi kita. Namun hari itu cintaku bagikan bunga
yang tak pernah dirawat, layu dan mati. Hari itu cintaku bagikan kaca yang
bening namun retak dan hancur. Hari itu hanya dengan satu kata dan 5 huruf, kau
menghancurkan seluruh kisah kita. Membuat langit yang tadinya cerah menjadi
gelap dan kelam. Membuat ribuan bulir hujan air mata turun. Membuat pelangi
yang tadinya muncul namun sekarang hilang seketika. Membuat seluruh impian kini
hanya tinggal kenangan yang tertiup angin.
Rasanya ? Kau mau tahu bagaimana
perasaan ku ? Bagaimana aku setelah kau ucapkan kalimat itu ? Tak tahukah kau -
aku berjuang untuk melupakanmu ? Tak tahukah kau aku berjuang untuk tak
mengarapkanmu kembali ? Tak taukah kau aku berjuang mengukir senyuman walau hatiku menangis ? Tak taukah
kau aku berjuang untuk hidup tanpamu disisiku ? Ternyata cinta yang kita
pertahankan dengan perbedaan itu telah runtuh. Cinta yang terpisah jarak dan
waktu bahkan terbentengi oleh agama kini telah hancur. Mungkinkah Tuhan sedang
menguji kita ? Ataukah Tuhan memang ingin memisahkan kita ? Ataukah Tuhan tak
merestui hubungan berbeda agama ini ?
Tuhan memang Satu
Kita yang tak sama
Haruskah aku lantas pergi meski cinta tak bisa pergi
“Saat aku benar benar memaafkan
hatiku yang telah kau buat kecewa; mimpi,harapan,janji,dan kehidupan yang kita
rencanakan sudah berlalu sebagai abu. Sudah terbakar, sudah menjadi abu dan
sudah hilang tertiup angin. - @longdistance_R”
………
Tak bisa ku mengerti jalan cinta ini.
5 bulan lamanya aku berjuang menghapusmu dari memori otakku. Kini kau kembali
membawa secuil cinta lama. Mengharapkanku kembali padamu, kembali di sampingmu,
kembali menjadi kekasihmu. Dan entah kenapa cinta yang sudah kubuang dan ku
hapus kini kembali muncul. Iya, ternyata aku juga masih mengharapkanmu.
Mengharapkan aku dan kamu menjadi kita lagi seperti dulu. Lagi – lagi cinta
yang menyatukan kita, menyatukan perbedaan kita. Aku kembali dengan senyumku
yang dulu saat bersamamu. Aku menemukan kembali kebahagiaanku saat aku bersamamu.
Meskipun cinta kita tetap terpisah oleh jarak.
Hingga hubungan ini kembali berakhir.
Tak pernah menyangka ternyata cinta benar – benar tak memihak kita untuk kedua
kalinya. Aku kembali menjadi aku tanpa kamu yang menjadi pelengkapnya. Aku
kembali lagi menjadi aku yang berjuang lagi dan lagi untuk membiarkan cinta ini
pergi. Membiarkan cinta yang dilandasi perbedaan itu runtuh untuk kedua
kalinya. Tuhan, memang menguji cinta ini.
Kau tak tau betapa rapuhnya aku
Masih terasa luka di masa lalu
Ku pernah mencintai sepenuh hati
Namun cinta diingkari
……
Sesaat
dia datang pesona bagai pangeran
Dan beri kau harapan bualan cinta
dimasa depan
Dan kau lupakan aku semua usaha ku
semua pagi kita semua malam kita
Dan sekali lagi cinta cinta cinta dan
cinta yang mempersatukan kami untuk ketiga kalinya. Kadang aku ingin tertawa
melihat hubungan aneh dan rumit ini. Sampai akhirnya kau mengakhiri hubungan
ini lagi. Karena kau yang memulai dan kau yang mengakhiri.
“Fah, aku mau cerita sedikit.” Pesan mu
muncul dilayar handphone ku.
Ada sedikit rasa
bingung ketika kau memanggilku dengan nama bukan seperti biasanya.
“Cerita apa sayang ?” balas ku.
“Barusan aku ada ibadah natal, dan di
khotbah tadi aku dapat sesuatu yang lumayan nyentuh aku. Dan mungkin harus aku
putuskan buat hidup aku.” Jawabmu.
“Perasaanku gak enak. Kamu mau putuskan ?” tanyaku.
“Bahwa kita harusnya gak jadi satu. Aku mohon
maaf kali ini. Ini udah keputusan bulat aku. Maaf, ya, kita harus putus.”
jawabmu.
“Maaf kalau buat kamu nangis lagi saat ini
atau mungkin kamu gak nangis. Aku minta maaf sekali lagi.” jawabmu lagi.
“Ini kata – kata sayang aku terakhir buat
kita jadi pasangan. Aku sayang kamu dan aku ngelakuin ini karna aku sayang
kamu. I love you :* #ciumkeningkamu”
jawabmu.
Aku hanya terdiam dan terus membaca
berulang kali setiap pesan masukmu. Entah aku harus apa aku bingung. Apakah aku
harus menangis atau apa ? Aku tetap terdiam. Dan tak membalas pesanmu. Bahkan
hanya beberapa tetes air mata yang turun lalu aku berusaha untuk tak menangis.
Karna aku sadar sejak awal bahwa akhirnya akan seperti ini.
Selalu ku pikir bahwa aku tegar
Aku tak pernah menyangka kan
begini
Dan saat kau tak ada disisiku
lagi
Baru ku rasakan arti
kehilangan..
………
“Mengapa banyak agama didunia ini
jika Tuhan saja hanya satu?”
“Apakah yang dipersatukan oleh
cinta harus dipisahkan oleh agama?”
“Tuhan kami satu, kami hanya berbeda
perantara. Haruskah kami dipisahkan hanya karena agama?”
“Bukankah Tuhan penuh cinta dan
kasih sayang?”
“Bukankah rasa cinta ini di antara
kami atas kehendak-Mu ?”
“Siapa yang salah, Tuhan?”
“Tuhan,mereka bilang ini
kehendakmu. Aku tak yakin jika Kau mempertemukan kami hanya untuk sebuah
penderitaan. Aku percaya kepada Mu.”
“Tiap air mata yang turun dari
pelupuk mata bukanlah kesedihan karna aku dan dia tak bisa bersama, melainkan
mereka membedakan-Mu atas nama agama.”
“Aku tahu, tak ada solusi lain
selain berpisah,bersabar atau menjual agama kami? Tidak! Biarkan kami saling
mencintai dengan cara kami sendiri.”
“Aku menyayangi Tuhanku begitu
juga dia dan kami saling mencintai. Biarlah kisah cinta klasik nan sederhana
ini menjadi dongeng duka.”
“Dan apakah cinta berpihak kepadaku
lagi dan mempersatukan kami untuk
kesekian kalinya?”
“Entah!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar